March 06, 2009

Pencontek sejati

Ternyata mencontek bukanlah pekerjaan yang sesedehana seperti kelihataannya, jangan sampai ketahuan, mungkin oleh si empunya kita bisa saja mendapat izin tapi oleh sipengawas ini merupakan pelanggaran berat dan sanksinya pun tidak ringan, bisa-bisa dikeluarkan dari ruang ujian seketika itu juga yang artinya kita terancam tidak akan mendapat nilai dan mau tidak mau kita harus mengikuti her padahal yang namanya her itu biasanya tidak banyak yang mengikutinya yang artinya juga peluang kita untuk mencontek sangat kecil.

Mencontek juga butuh konsentrasi, bahkan tak jarang yang namanya mencontek itu lebih melelahkan dari pada kita mengerjankan sendiri, sewaktu ujian misalnya, kita harus membaca soal yang tentu saja kita tak tau jawabannya karena kita tidak belajar, terus kita juga harus mengawasi pengawas (pengawas kok di awasi) cari kesempatan begitu dia lengah langsung tebar pandangan keseluruh penjuru mata angin untuk melihat jawaban milik teman, belum lagi kalau posisi lembar jawaban sang teman ini sulit dijangkau oleh mata kita itu jelas memerlukan energi lebih yang pastinya melelahkan, untuk lebih meyakinkan kita harus melihat tidak hanya dari seorang teman saja, bisa dua atau tiga, bahkan kalau perlu kita sms minta jawaban teman yang kita anggap pintar, memang ini lebih meyakinkan jika jawaban dari teman-teman kita ini sama, terus bagai mana kalau antara teman yang satu dan yang lain jawabannya tidak ada yang sama. lagi-lagi kita harus menetukan jawaban mana yang akan kita pakai.

ada orang yang sengaja datang hanya untuk mencontek karena dia memang malas dan dia sepenuhnya mempercayakan nasibnya kepada orang lain, sungguh pencontek sejati, dia tidak perlu lagi repot-repot untuk memastikan bahwa jawaban yang dia contek itu benar atau tidak, dia tidak mau ambil pusing, yang pernting ujian kelar, yang perlu dia lakukan hanyalah berpura-pura serius mengerjakan soal sewaktu mata sang pengawas tertuju kepadanya sehingga pengawas merasa yakin untuk tidak perlu terlalu serius mengawasinya.

ada juga tipe orang yang mau mencontek bila dia sudah benar-benar merasa tidak bisa, jelas bukan pencontek sejati, "lha wong tinggal nyontek saja kok masih dipikir-pikir" malahan terkadang orang seperti ini akan mencontek jawaban dari teman, yang sebenarnya teman ini telah mencontek lebih dulu jawaban miliknya, padahal dia belum yakin betul akan jawaban yang dicontek oleh sang teman tadi, jadi dia mencontek jawabannya sendiri melalui temannya dan mungkin ini lebih membuatnya yakin hanya dengan alasan ada juga orang lain yang jawabannya sama dengan jawaban saya,

itu tadi soal mencontek didunia pendidikan, terus bagaimana mencontek dikehidupan sehari-hari, dinegara ini yang namanya mencontek sudah menjadi hal yang biasa, mulai dari makanan, peralatan, sampai mainan. bagaimana tidak, mulai dari pendidikan hal ini sudah ada, nah sekarang tinggal mengembangkan saja kebiasaan ini, tapi biasanya para pencontek tidak mau menunjukkan kehebatannya, dia akan membuat tampilan semirip mungkin dengan barang asli sehingga tidak ada orang yang tau bahwa itu barang palsu, tapi kenapa hanya tampilannya saja yang dibikin mirip, sedangkan kualitasnya sama sekali tidak diperdulikan, seandainya orang yang kreatif ini juga membuat kualitas yang sama dengan barang yang dicontek, tidak hanya tampilannya saja, ya sukur-sukur lebih bagus, pastilah bangsa ini akan lumayan (lumayana apanya ya ....???? )

0 komentar: