March 06, 2009

Jangan-jangan saya juga koruptor

Sering kali kita mendengar kata koruptor, yang konon asal katanya dari bahasa latin yaitu coruptus bermakna melakukan kecurangan. kalau dilihat dari KBBI (kamus besar bahasa indonesia) “korup” adalah kata dasar dari “koruptor” dan “korpsi”.
Korup bermakna, buruk, rusak, busuk, suka memakai barang yang dipercayakan kepadanya, dapat disogok, memakai kekuasaanya untuk kepentingan pribadi.
Koruptor memiliki arti, orang yang melakukan korupsi, yang menyelewengkan uang negara atau tempatnya bekerja
korupsi berarti penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara / perusahaan untuk kepentingan pribadi atau orang lain. Dan korupsi tidak hanya berlaku untuk uang saja, tetapi korupsi bisa juga dikaitkan dengan waktu, penggunaan waktu dinas / kerjanya untuk urusan pribadi.

Seperti para koruptor, sebenarnya kita sering melakukan kecurangan, memang dampaknya tidak seperti para koruptor senior yang bisa merugikan bangsa dan negara, kalau kita paling-paling merugian tempat kerja. Dari mulai sampai ditempat kerja sampai kita pulang lagi, berapa banyak waktu yang kita gunakan untuk kepentingan pribadi. Misalnya, chatting, ber friendster & facebook ria, ngeblog, buka dan forward e-mail2 pribadi, download mp3, film yang bikin lambat internet di tempat kerja, browsing dan baca2 artiket yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Malahan sering lupa sama kerjaan utama. Ternyata saya sudah menyalahgunakan peralatan kantor untuk kepentingan pribadi yang bisa merugikan perusahaan, tapi tidak mau dibilang koruptor “lha wong yang laen juga begitu kok,lagian itu kan cuma korupsi waktu sambil pinjem komputer kantor dari pada ndak dipakai”.
Itu masalah korupsi waktu, nah apakah kita ingat bahwa harta pendapatan / gaji kita bukan sepenuhnya milik kita ada sebagian harta ini milik fakir miskin yang harusnya kita amalkan, tak jarang kita merasa sayang untuk mengeluarkan hak-hak para fakir miskin ini, secara tidak langsung kita telah memakan harta para fakir miskin, itu kan sama saja dengan korupsi ya toh…?

0 komentar: