September 02, 2009

Seberapa Besar Kepedulian Kita

Seberapa besar kepedulian masyarakat kita menurut anda, pasti ada yang berpendapat masyarakat kita sangat perduli terhadap lingkungan disekitarnya, ada juga yang berpendapat masyarakat indonesia itu acuh-tak-acuh, dan ada yang berpendapat tingkat kepedulain masyarakat sangat rendah, nah kalau yang ini saya sangat setuju sekali, maaf bukannya pesimis tapi kalau melihat kenyataan dalam kehidupan sehari-hari sepertinya masyarakat kita memang jauh dari yang namanya perduli, misalnya saja kebiasaan dijalan raya, sepertinya melanggar aturan lalu lintas sudah menjadi kebiasaan para pengguna jalan (tentunya tidak semua penggunan jalan) mereka tidak perduli dengan kepentingan pengguna jalan yang lain bahkan terkadang mereka juga tidak perduli dengan keselamatannya sendiri.
Didalam angkutan umum, sekarang jarang ada orang yang mau memberikan tempat duduknya untuk orang tua atau ibu hamil yang berdiri disebelah tempat duduknya padahal dua jenis orang ini (orang tua dan ibu hamil) daya tahan tubuhnya lebih lemah dari pada orang lain, sikap ketidak pedulian ini sudah menjadi hal yang lumrah karena sudah tertanamnya prinsip siapa cepat dia dapat, siapa yang lebih dulu naik ya dia lah yang dapat tempat duduk, ada juga para perokok yang seenaknya merokok didalam angkutan umum, sudah pasti asap rokok ini sangat mengganggu dan bisa menjadikan penumpang lain merasa tidak nyaman karena tidak semua orang suka rokok, mentang-mentang tidak ada yang menegurnya dia seolah tidak perduli dengan orang disekelilingnya.
dalam kehidupan sehari-hari didaerah perkotaan rasa perduli sangat mahal harganya berbeda dengan daeran pedesaan, orang masih senang bergotong-royong saling membantu karena didaerah pedesaan ada semacam peraturan tak tertulis, barang siapa yang tidak mempunyai rasa peduli terhadap lingkungan maka dia pun tidak akan diperdulikan oleh lingkungannya. coba perhatikan orang diperkotaan asal punya uang dia bisa melakukan apapun yang dia mau.
kepedulian kita terhadap kebudayaan pun tak jauh beda, kita hanya merasa memiliki dan perduli bila kebudayaan bangsa sudah diklaim oleh bangsa lain, hi hi maaf ya bukannya mau nyindir.. sebelum bangsa lain mengklaim kebudayaan bangsa indonesia sebagai kebudayaan mereka, apakah ada anak muda yang mau melestarikan kebudayaannya sendiri, mungkin dari seratus orang indonesia yang ditanya secara acak tentang kebudayaan bangsa hanya beberapa saja yang bisa menjawab, itu juga yang benar-benar bekerja dibidang seni selebihnya masih diragukan pengetahuan mereka mengenai kebudayaan bangsanya sendiri.
bila ada dua pilihan mana yang akan anda pilih antara konser band asal amerika dengan pertunjukan wayang kulit atau pagelaran tari tradisional, bagi anak muda kecuali anaknya dalang sulit sekali rasanya untuk tidak memilih konser band asal amerika tersebut walaupun tiketnya mahal dibandingkan dengan pertunjukan wayang kulit yang tidak pakai tiket. ternyata tingkat keperdulaian kita terhadap seni kebudayaan sendiri sangatlah rendah. harusnya kita lebih peduli dan mencintai budaya sendiri agar dunia tau bahwa kesenian itu memang milik bangsa indonesia, sehingga kalaupun ada bangsa lain yang mengkliam kebudayaan kita sebagai bagian dari kebudayaan mereka maka dunia akan mengerti mana yang benar dan mana yang cuma mengklaim. saya rasa kalau kita lebih peduli akan kebudayaan sendiri maka bangsa lain tidak akan berani mengklaimnya sebagai kebudayaan mereka kecuali mereka tidak tau malu.

2 komentar:

Daniel DPK said...

kasus klaim sepihak bisa menjadi pembelajaran bersama semua elemen masyarakat utk lebih peduli bukan hanya kepada budaya bangsa..namun ke pemahaman yg lebih mendalam thd nasionalisme..krn konsep nasionalisme bukan hanya sekedar bela negara melalui medan perang namun lebih luas hingga ke perilaku sehari-hari seperti peduli thd hal sekecil apapun

MALAYSIA TERLALU KECIL UNTUK MENJADI LAWAN INDONESIA

Blog Ijo said...

yuk saatnya sekarang kita peduli..
yang penting, ngeblog tetep jalan terus